POLA INTERAKSI SOSIAL SISWA
PENGGUNA GADGET DI SEKOLAH
Oleh :
Niamil mukromi
3115100941
Managemen Informatika D3-sore
Stikom Pgri Banyuwangi
Niamilmukromi@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan guna melihat pola dan bentuk interaksi sosial antar siswa serta dampak
dari
penggunaan
gadget.
Metode penelitian yang digunakan metode
kualitatif yang
menggambarkan secara objektif pola interaksi sosial yang terjadi pada siswa pengguna gadget. Lokasi penelitian di MTSN 1 Banyuwangi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,wawancara, dan dokumen. Hasil penelitian adalah didapatkannya gambaran pola interaksi social, Siswa lebih memilih menggunakan gadget
dan jika tidak ditanggapi baru mahasiswa bertemu dengan orang yang dimaksud,
bentuk-bentuk interaksi yang terjadi melalui interaksi menggunakan gadget dapat
menjadi dua , proses asosiatif dan proses disasosiatif. Proses asosiatif bentuk-bentuk interaksi social yang terjadi
menggunakan gadget, siswa banyak
melakukan kerjasama dalam mengerjakan tugas , pekerjaan rumah, bertukar
informasi, sedangkan proses disasosiatif
yaitu konflik, tidak pernah ada konflik yang serius, yang terjadi hanya
sebatas perbedaan pendapat serta salah paham yang dapat diselesaikan langsung
oleh siswa . Dampak negative dari penggunaan gadget adalah siswa menjadi lupa
waktu
Kata
kunci :Sosial Interaksi Gadget Siswa
1.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi sudah sedemikian cepat sehingga tanpa
disadari sudah mempengaruhi
setiap aspek kehidupan manusia.
Karena
dengan seiring arus globalisasi tuntutan kebutuhan
pertukaran informasi yang cepat menyebabkan
peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Penggunaan
Gadget di kalangan pelajar masa
kini merupakan sebuah keharusan untuk
memilikinya, misalnya seperti handphone, tablet,
laptop,
dan berbagai macam gadget lainnya.
Gadget dapat
merubah makna
dari
“kesendirian”.
Kesendirian itu dapat menjadi suatu suasana yang lebih ramai
dan
hidup. Dengan satu gadget yang canggih
saja
bisa mendengarkan musik,
bermain games, internet,
foto-foto, menonton video, dan lain-lain
meskipun berada dalam satu ruangan sendirian
tanpa ada apapun.
Interaksi
sosial dapat berguna bagi siswa dalam mengembangkan pemikiran sosial, yang berkenaan dengan pengetahuan
dan
keyakinan
mereka tentang masalah hubungan dan
keterampilan
sosial (Sumantri, 2008: 48).
Peningkatan jumlah penggunaan
gadget serta cara
berkomunikasi yang berubah serta memunculkan suatu kesenangan dalam
penggunaan alat-alat teknologi guna membantu
dan
mempermudah aktivitas manusia, tetapi
disatu sisi penggunaan teknologi yang semakin meningkat justru menurunkan
intensitas hubungan
individu. Menurut Ameliola dan Nugraha
(2013) Interaksi sosial
yang terjadi
lewat media membuat
ikatan solidaritas sosial masyarakat menjadi melemah.
2.
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif.
Subjek penelitian yang menjadi sumber data
dalam penelitian
ini
yaitu sumber
responden (human resources), ialah siswa dan guru.
Penelitian ini dilakukan di
MTSN 1 BANYUWANGI. Saya meggunakan Teknik
pengumpulan
data
kualitatif, meliputi observasi,
wawancara dan dokumen.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Surjono Sukanto interaksi sosial menggambarkan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut
sebagai
suatu kesatuan dan biasanya tidak
menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial disini dimulai
pada saat dua orang
atau lebih saling
berkomunikasi
menggunakan gadget. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan saling menegur,
tukar informasi, mengerjakan
tugas dan saling mengobrol.
Aktivitas seperti itulah merupakan
wujud interaksi
sosial. Interaksi sosial menggunakan gadget yang dikaji penelitian
ini
pun didalamnya
memuat berbagai macam hubungan siswa yang saling berinteraksi.
Komunikasi menggunakan gadget tentunya mengubah
aturan yang sudah ada sebelumnya dan dapat membuat kualitas serta
kuantitas komunikasi tatap muka menurun. Siswa
dalam kehidupan sehari-hari memang
tidak dapat lepas dari gadget. Gadget sebagai alat
komunikasi dapat digunakan siswa dalam berkomunikasi tanpa ada batasan waktu, karena
di tengah malam pun siswa dapat melakukan komunikasi dengan orang lain. Adapun di
lingkungan sekolah keberadaan gadget dapat menjadi
pola
interaksi baru dalam berhubungan
dengan siswa lain, siswa lebih memilih menggunakan gadget karena dianggap lebih praktis, efisien, memperpendek
jarak dan mempercepat waktu
serta memudahkan siswa
dan
tidak perlu repot datang
ke
tempat seseorang yang dimaksud.
Siswa baru akan mendatangi/bertemu teman yang dimaksud
apabila pesan yang disampaikan
melalui gadget
tidak tersampaikan atau tidak terkirim. Hal ini menunjukkan bahwa gadget telah digunakan
sebagai cara baru interaksi sosial terutama bagi pengguna aktif gadget untuk bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman mereka. Hal
ini
menunjukkan bahwa interaksi sosial di dunia maya
dengan menggunakan
gadget digemari
oleh
banyak orang dan telah mengubah cara berkomunikasi.
Kehadiran gadget pun menjadikan
perubahan perilaku siswa, dimana ketika siswa sedang bergerombol
atau
berkerumun
untuk sekedar membicarakan
suatu hal, tidak jarang mereka
akan lebih asik dengan gadgetnya daripada dengan orang yang ada didekatnya. Ketika sedang berjalan
pun asik sambil memainkan
gadgetnya.
Siswa
hanya menunduk menatap gadget tanpa menghiraukan
lingkungan sekitar.
Sehingga aksi
tegur
sapa, saling bercanda dengan teman menjadi berkurang.
Kecerdasan social
diartikan
sebagai
kemampuan dan keterampilan
seseorang dalam
menciptakan relasi, membangun relasi sosialnya sehingga kedua
belah
pihak berada dalam situasi
saling menguntungkan
(Mumun, 2008: 4).
Kaitannya
dengan hubungan
sosial memang gadget kurang memiliki suatu sumbangan
yang
baik terhadap pengembangan kecerdasan sosial siswa. Karena kecerdasan
sosial harus dibangun dari adanya keterampilan sosial, dan
keterampilan sosial berkembang
atau
didapat
dari seringnya siswa berinteraksi secara langsung
atau
tatap muka sedangkan ketika menggunakan
gadget unsur-unsur
ketika berinteraksi secara
langsung akan berkurang.
4.
BENTUK INTERAKSI
SOSIAL SISWA MENGGUNAKAN GADGET
ü Pola Asosiatif
Kerjasama. Kerjasama-kerjasama yang dilakukan oleh siswa adalah dengan membentuk grup baik di BBM, LINE
ataupun WA. Hal
yang dilakukan dengan menggunakan gadget adalah saling berbagi informasi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, melakukan perjanjian
dengan siswa lain untuk berkumpul pada suatu tempat (nongkrong)
yang telah
mereka sepakati bersama. Kaitannya kerjasama dalam berbagi informasi,
siswa
yang
memiliki informasi
mengenai ekstrakulikuler
ataupun kegiatan osis akan membagikan informasi tersebut ke grup-
grup yang sudah dibentuk atau meneyebarkan
langsung ke siswa yang bersangkutan. Hal lain adalah berkaitan dengan mengerjakan tugas atau
pekerjaan rumah, kerjasama-kerjasama yang dilakukan oleh
siswa
adalah
dengan membagikan jawaban yang telah dikerjakan ke
grup atau forum yang telah dibuat oleh siswa atau kelas, kemudian
siswa lain bisa mendapatkan
jawaban dari grup tersebut. Kerjasama
yang dilakukan dalam pemanfaatan
gadget
pada
saat ulangan juga
pernah
terjadi,
akan tetapi selebihnya
ada
rasa takut dari siswa
karena jika guru mendapati
hal
tersebut maka guru atau pihak sekolah dengan
tegas akan
mengambil dan menyita gadget siswa tersebut.
Cara lain yang dikerjakan dalam
hal kerjasama antar siswa juga terjadi apabila siswa yang berbeda kelas saling berkirim soal ulangan dengan memfoto
soal
terlebih dahulu kemudian
mengirimkannya ke siswa lain yang belum
melaksanakan
ulangan. Sehingga siswa yang
belum melaksanakan ulangan akan mendapat gambaran
soal
dan kemudian mempelajari
apabila tiba saat ulangan mereka akan bisa
mengerjakan
dengan mudah. Tidak jarang juga
guru
menginformasikan
kepada siswa agar
membawa jurnal
kelas untuk dikumpulkan ke ruang guru
menggunakan komunikasi melalui
gadget.
Akomodasi
bertujuan
untuk
meredakan
pertentangan antara kedua belah pihak yang
berbeda
paham maupun tujuan.
Akomodasi yang
dilakukan adalah
bahwa siswa
memiliki antusias untuk menyelesaikan masalah apabila
terdapat perselisihan
yang timbul di sekolah. Siswa
biasanya menyelesaikan langsung dengan
baik-baik melalui komunikasi dalam bergadget,
dan
apabila hal tersebut
tidak dapat
menyelesaikan maka siswa akan mengajak
bertemu secara langsung siswa lain yang sedang
terlibat masalah tersebut. Namun, jika masalah berlanjut dan berlarut-larut
maka siswa akan
membawa masalah tersebut ke pihak BK.
ü Pola Disosiatif
Konflik atau Pertentangan atau pertikaian
adalah suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan
ancaman
atau kekerasan. Konflik
dalam interaksi
sosial siswa menggunakan gadget
sangat jarang terjadi, yang terjadi hanyalah sebatas salah paham
yang mengakibatkan gesekan
antar siswa. Karena dalam
berkomunikasi menggunakan bbm
atau media sosial
lainnya banyak terdapat
bahasa informal
yang kadang membuat
salah paham antara
pengirim dan penerima pesan.
5.
DAMPAK PENGGUNAAN
GADGET
Penggunaan gadget bagaimanapun
juga,
memiliki dampak positif dan negatif, hal ini
tergantung bagaimana siswa memaknai
penggunaan gadget tersbut. Peran orang tua dirumah dan guru di sekolah sangat diharapkan untuk membantu siswa dalam membatasi diri
dalam bergadget.
Adapun dampak positif dan
negatifnya sebagai berikut :
ü Dampak Positif :
1) Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial.
2) Mempersingkat jarak
dan waktu, di
era perkembangan gadget yang canggih yang didalamnya terdapat media
sosial seperti sekarang ini, hubungan
jarak jauh tidak lagi menjadi hal
yang menjadi
masalah dan menjadi halangan.
3) Mempermudah
para siswa mengkonsultasikan pelajaran dan tugas- tugas yang belum
siswa mengerti. Hal ini biasa
dilakukan siswa dengan sms atau bbm kepada guru mata pelajaran.
4) Mengetahui informasi- informasi tentang kegiatan-kegiatan
yang di adakan di sekolah, siswa akan membagi
informasi tentang kegiatan,
foto yang berkaitan
dengan kegiatan di sekolah kemudian
membagikannya di grup atau juga bisa langsung membagikan kepada orang-orang
tertentu
ü Dampak Negatif :
1)
Gadget yang memiliki
berbagai
macam aplikasi akan membuat
siswa lebih mementingkan diri sendiri.
2)
Siswa yang telah menggunakan media sosial digadget
mereka, lebih banyak menggunakan waktunya
untuk berkomunikasi
di media sosial
dibandingkan belajar.
6.
SIMPULAN
Perkembangan
teknologi yang sangat pesat dapat
mengubah pola interaksi sosial.
Siswa jadi dimudahkan
untuk berkomunikasi
setiap saat tanpa batas mengenal
waktu. Kemudahan tersebut menyebabkan
siswa
menjadi malas untuk bertemu dengan siswa lain
jika ada keperluan,
karena hanya cukup disampaikan
melalui gadget karena dianggap praktis
dan
lebih efisien. Siswa juga cenderung
menjadi tidak fokus jika sedang bersama melakukan pembicaraan dengan teman-
temannya dikarenakan
lebih sibuk dan fokus terhadap gadgetnya.
Siswa
lebih memilih
menggunakan gadget untuk berkomunikasi
dengan siswa
lain
yang berbeda kelas. Kehadiran
dan
berkembangnya
gadget dapat
membantu siswa dalam kegiatan belajar, tetapi disatu pihak dapat mereduksi interaksi sosial
yang sesungguhnya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial siswa
menggunakan gadget seperti kerjasama yang dilakukan
siswa di MTS N 1 Banyuwangi
adalah
kerjasama seperti berbagi informasi,
perjanjian, mengerjakan tugas-tugas atau Pekerjaan Rumah.
Selain itu konflik yang terjadi
antara siswa dengan siswa jarang terjadi, yang ada hanya perbedaan
pendapat serta adanya salah paham.
Perbedaan ini biasanya terjadi di grup, misalkan
ada
perbedaan pendapat dalam berkomunikasi
dengan gadget seperti dalam mengerjakan tugas,
urusan kepanitiaan organisasi.
Namun apabila terjadipun sudah ada akomodasi dari siswa dalam menyelesaikan
masalah yaitu
menyelesaikan langsung dengan baik-baik
melalui komunikasi dalam bergadget pada saat
itu juga, dan apabila hal tersebut tidak dapat menyelesaikan maka siswa akan mengajak bertemu secara langsung siswa lain yang sedang
terlibat masalah dan
akan membawa masalah tersebut
ke
guru BK jika masalah
berlarut
atau berlanjut
Dampak positif dari penggunaan
gadget adalah memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media sosial,
memperpendek jarak dan waktu, mempermudah para siswa mengkonsultasikan pelajaran dan
tugas-tugas yang belum siswa mengerti,
menambah pengetahuan dengan mencari materi
pelajaran melaui internet, mengetahui informasi- informasi tentang kegiatan-kegiatan yang di
adakan di sekolah. Dampak negatif dari penggunaan gadget adalah siswa menjadi
tidak
sadar akan lingkungan sekitar mereka karena
menjadi lupa waktu.
7. SARAN
Saran yang bisa penulis sampaikan adalah
bahwa dalam penggunaan gadget pada kita harus dapat mengatur waktu dan dapat
melakukan interaksi social secara baik, Apabila kita tidak dapat melakukan
interaksi social secara baik serta tidak dapat mengatur waktu kita akan kurang
interaksi dalam sosial
DAFTAR ACUAN
Ameliola,
S dan Nugraha,
D.H. 2013. Perkembangan
Media
Informasi dan Teknologi Terhadap anak dalam Era Global.
Prosiding the 5th international conference on Indonesian studies: Ethnicity
dan Globalitation.Pdf
(diunduh tanggal 20
Oktober 2015).
Basrowi. 2005.
Pengantar
Sosiologi. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Budyatna, M. 2005. ’Pengembangan Sistem Informasi: Permasalahan dan Prospeknya’. Komunika.Vol 8 No 1.
Bungin, B.
2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat.
Kencana
: Jakarta.
Caraka. 2013. Diet Gadget Forum. http://carakafest.org/info/29/diet-gadget- forum.pdf (diunduh tgl 26
Oktober 2015).
Elvidawati dan Mulyati, R. 2006. Hubungan Antara Keterampilan Sosial Anak
Dengan Kecemasan Masuk Sekolah. Psikologi.
Naskah Publikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar